“Lulu, aku pergi dulu ya..” begitu kata Uus kepada lulu saat ia berpura-pura untuk lari saat pelajaran berlangsung. Lulu pun menjawab: “ehhh mau pergi ke mana kamu Uus? Pasti mau bolos sekolah ya..”. “tolonglah Lulu, jangan bilang ke pak Guru ya..” kata Uus Sambil berlari keluar sekolah untuk bermain.
Ya begitulah kisah ini dimulai. Uus adalah ikan besar yang pemalas.
Ia malas belajar dan suka bermain main di permukaan laut. Ketika pelajaran
sulit dia selalu membolos kelas dan pergi tanpa menghiraukan sahabatnya Lulu,
lumba-lumba manis yang sudah dianggapnya saudara sendiri.
“Ah, bosan sekali. Aku sudah keluar dari sekolah, tapi apa yang
harus aku lakukan ya? Aha! Sebaiknya aku mengganggu ikan-ikan kecil di
permukaan laut.” Kata Uus dalam hatinya. Uuspun segera menuju ke permukaan dan
mulai menakuti ikan-ikan kecil. Tak disangka, tiba-tiba saja badai bergemuruh
dan ombak pun mulai menerjang. Uus yang sedang berada di permukaan kaget
melihat ombak yang sangat besar datang menampar pipinya. Pada saat dia membuka
mulut sambil berteriak kesakitan, ternyata ada sesuatu masuk ke dalam mulutnya.
Badaipun reda.. “Syukurlah, ternyata aku masih hidup. Aku si pria
tampan ini masih hidup. Pujilah Dia yang telah mengutus aku.” Suara seseorang
yang girang. Uus bertanya-tanya darimanakah gerangan suara itu berasal. “Ah, aku sangatlah bersyukur, selain
diberikan wajah yang tampan ini, aku juga masih diselamatkan dalam kesusahanku
oleh Tuhan. Walaupun sekarang aku berada dalam perut ikan besar ini, tapi aku
percaya, Allahku akan menyelamatku. Allah sungguh menyadarkanku akan dosaku”
kata orang tersebut. Uus akhirnya sadar bahwa suara itu berasal dari dalam
perutnya. Uus kemudian memutuskan untuk mendengarkan apa yang orang itu
katakan.
“sungguh aku telah berbuat kesalahan. Allah memintaku untuk pergi
menyelamatkan orang-orang di Niniwe, namun aku justru lari dari tugas itu.
Sekarang aku percaya bahwa aku tidak akan pernah bias lari dari Allahku. Bahkan
disaatku kesusahan, Dia menjawab seruanku. Sungguh menyesal aku sudah lari dari
perintahNya” kata orang tersebut dengan nada menyesal. “aku memang tampan…”
lanjut Orang tersebut. Sebelum orang itu melanjutkan, uus sempat tertawa dalam
hatinya “hahaha.. orang ini sungguh sangat percaya diri.. bahkan dia menyebut
dirinya tampan sudah berulang-ulang kali..”. Orang itu berkata “ aku memang
tampan, aku pintar dan aku sangat terkenal. Tapi apa gunanya itu, Aku tidak
menjalankan tugas yang diberikan kepadaku”.
Tiga hari dan tiga malam lamanya, Uus mendengarkan orang ini terus
berbicara mengenai Allahnya, tugasnya, juga tentang dirinya. Perlahan-lahan Uus
pun sadar akan kesalahannya. Uus suka membolos, malas mengerjakan tugas dan
sering bermalas-malasan. Uus sadar dan akhirnya bertekad memperbaiki
kesalahannya. Tak lama setelah itu, orang tersebut keluar dari dalam tubuhnya
dan terhempas ke daratan. Uus akhirnya menanyakan nama orang tersebut. Iapun
menjawab “aku Yunus, seorang pria tampan “.
Uus pulang dan
menceritakan seluruh cerita tentang orang tersebut, ya, Yunus si tampan, dan
cerita itu pun tersebar di seluruh sekolahnya.
Lulu menghampiri Uus sambil berkata “ jadi Uus, apa yang akan kamu
perbuat setelah ini?”.. Uus menjawab Lulu dengan berkata “ setelah mendengar
kisah Si tampan Yunus, aku sadar kalau kita harus menjalankan tugas yang Kita
miliki dengan sepenuh hati. Aku tak ingin bermalas-malasan lagi, aku ingin
semangat dan berjuang untuk masa depanku. Sama seperti Yunus si tampan, aku
mendengar kabar bahwa dia telah sampai di Niniwe dan membawa bangsa itu kembali
kepada Tuhan. Aku pun sama, tidak akan lari dari tanggungjawabku, aku akan
belajar dengan giat lulu”.
Begitulah awal dimulainya kisah tentang Uus ikan besar yang pintar
dan gagah perkasa, sekaligus akhir dari cerita Uus si ikan besar pemalas.
No comments:
Post a Comment